Kamis, 28 April 2011

Tas Cantik Dari Kreasi Daur Ulang Sampah Plastik

BERBAGAI macam inovasi dilakukan untuk menaikkan harga jual dari suatu barang sehingga diminati banyak orang. Salah satunya adalah menciptakan produk dengan tampilan khusus, misalnya memperbarui model produk, kemasan hingga bahan pembuatan produk tersebut.
Seperti pembuatan tas cantik yang dibidik untuk para wanita suka berganti-ganti fashion mengikuti perkembangan mode agar tak ketinggalan. Pasar boleh saja menawarkan inovasi tas cantik dengan berbagai merek dan mode terkenal, namun kreasi tas cantik berbahan dasar plastik daur ulang patut diperhitungkan untuk digunakan sehari-hari.
Keberadaan tas dari daur ulang sampah plastik memang belumlah laris karena hingga kini masih sedikit orang yang dapat mengkreasikannya. Tapi akan berbeda pandangan kita melihat tas cantik dari plastic daur ulang karya Ni Made Lis Yuliathi, SE (34).


Tidak Kalah
Dari segi tampilan, tak kalah menarik dengan tas cantik kebanyakan, pun dengan model tas yang dikreasikan apik agar pemakai tas menjadi cantik. Menurut Lis, sapaan akrab Ni Made Lis Yuliathi, ketertarikannya dengan mendaur ulang sampah plastik yang banyak ditemuinya di setiap sudut adalah alasan mengapa tas daur ulang dari plastik menjadi pilihannya dalam berdagang.
Berawal dari pembuatan tas kreasi ber bahan baku kampil atau pembungkuas beras kiloan, Lis memulai usaha pembuatan tas ini. Memilih menggunakan kampil, sebut ibu dua putra ini adalah karena di Bali banyak penggunaan kampil yang bercorak Bali dengan perpaduan warna yang manis dan juga kuat kualitasnya jika digunakan sebagai tas. Selain dari kampil beras, kreasi tas cantik daur ulang juga berlaku untuk kotak susu bekas dan semua plastik pembungkus barang seperti makanan ringan, sabun cuci, permen hingga minuman.
Kegiatan usaha yang telah berjalan lebih dari satu tahun ini memang belum mendapatkan banyak perhatian dari khalayak di Bali khususnya Denpasar. Meskipun tas cantik dari daur ulang plastik ini sudah dipasarkan di mini market bahkan sudah merambah hingga Belanda dan Amerika.
“Mulanya saya membuat tas dari kain blacu yang bertujuan menghindarkan pemakaian tas plastik yang kurang disukai bule. Sudah lebih dari empat tahun tas blacu masih bertahan hingga sekarang. Dan melihat banyaknya sampah plastik berbagai pembungkus yang berserakan di mana-mana membuat saya ingin menciptakan barang dengan sampah plastik itu. Saya ingin membatasi peredaran plastik khususnya di Ubud,” beber Lis, wanita asli Ubud yang ingin berkontribusi bagi daerah asalnya ini.
Aksinya membebaskan penggunaan plastik diawali Lis dari mini market milik sang ayah. Ditampungnya sampah plastic, pun bantuan dari saudara dan teman yang dikoordinasi untuk mengumpulkan sampah plastik daripada membuangnya. Dan kegiatannya disambut baik, terbukti hingga kini Lis mampu memproduksi tas cantik daur ulang ini.

Ikuti Pameran
Tak hanya dijual di mini market, namun untuk menyebarkan informasi dan memperluas kepedulian masyarakat pada kegiatan daur ulang, Lis juga mulai mengikuti pameran-pameran. Kegiatan Earth Day yang dilakukan bertepatan dengan Hari Bumi di Ubud tahun lalu, menjadi debut utama Lis dalam menyebarkan informasi usahanya.
Merambah pada kegiatan Pesta Kesenian Bali yang rutin diselenggarakan di Taman Budaya Denpasar dan juga berbagai ajang pameran produk. Kini, inovasi desain model tas dan ragam bahan baku dari sampah plastik yang diliriknya dari internet, pesanan dari teman hingga wisatawan mancanegara semakin menambah cantik ragam kreasi tas daur ulangnya.

Pembuatannya pun tak memakan waktu lama, setelah model tas yang diinginkan sudah dirancang dan juga bahan baku plastik sudah dipilih. Maka pengerjaan berikutnya adalah pemotongan, penambahan foring atau kertas keras baru dijahit. Dalam satu hari, satu tenaga kerja pembuat tas mampu menghasilkan dua hingga tiga tas. Jika mendapatkan orderan, maka jumlah tenaga kerja ditambah, hal ini, sebut Lis juga dijadikan lahan usaha bagi masyarakat di sekitar Ubud.
Dengan nama produk Jasmin Recycled Product, Lis tak hanya mengembangkan tas cantik saja, juga pembuatan sandal, boks mainan, tempat CD hingga dompet. Harga pun terjangkau dari yang puluhan ribu hingga ratusan ribu, tergantung dari bahan dan model kreasi daur ulang sampah plastik ini. “Kami berharap, ke depannya kreasi tas daur ulang ini dilirik masyarakat luas. Agar bisa turut mengkampanyekan meminimalkan penggunaan kantong plastik dalam semua kegiatan sehari-hari,” pungkas istri dari AA. Gde Bagus Eka Putra ini di sela-sela aktivitasnya mengikuti peringatan Hari Bumi beberapa waktu lalu.

2 komentar:

  1. bagusss tasnyaa :)coba smuanya dr daur ulang gini g bakal deh banjir hehe

    BalasHapus
  2. joni: jika ada kemauan pasti ada jalan...:-)

    BalasHapus