Minggu, 10 April 2011

Kanker Usus Besar (Kanker Kolorektal) Seiring Bertambahnya Usia Semakin Waspada

Sebagai saluran terakhir pencernaan makanan, usus berpotensi terkena kanker dari makanan yang kita konsumsi. Paparan zat karsinogen yang terdapat pada pengawet dan pewarna makanan yang dikonsumsi manusia padahal tidak diperuntukkan sebagai bahan makanan. Zat karsinogen ini akan menyebabkan perubahan genetic. Sehingga tidak hanya orang yang mepunyai garis keturunan dengan kanker saja yang berpotensi terkena kanker. Orang sehat pun bisa terkena kanker usus besar (kanker kolorektal) ini jika asupan gizinya tak seimbang, kurang olah raga hingga gaya hidup tak sehat seperti merokok dan minum minuman beralkohol.
Didunia, kanker usus besar menduduki peringkat keempat sebagai pembunuh terbesar pada kaum laki-laki. Namun tak menutup kemungkinan wanita pun rentan terkena kanker ini dan seiring bertambahnya usia, potensi terkena kanker usus besar semakin meningkat. Pentingnya menjaga pola hidup sehat sejak dini sangat mempengaruhi kondisi tubuh kelak dikemudian hari saat usia tak lagi produktif. Menurut Dr. Jro Made Maitriya, SpPD, (62) specialist penyakit dalam dan juga dosen, asupan makan seperti lemak hewani dari daging merah dapat memperberat resiko terkena kanker colon. Peminum alcohol akan meningkatkan dua sampai empat kali lipat kejadian. Untuk mengurangi resiko, lanjut Maitriya, lebih baik menambahkan konsumsi makanan kaya serat seperti buah dan sayur juga konsumsi ikan laut yang mengandung asam folat tinggi.
Penderita tumor ganas (karsinoma recti) ini baru mengetahui adanya gejala yang menyertai berkembangnya sel-sel kanker yang berkembang biak didalam usus besar. Penyakit ini gejala awalnya kadang tak disadari sehingga banyak penderita yang datang dengan keluhan namun sudah masuk pada stadium lanjut. Kanker kolon dianggap sebagai penyakit yang perjalanannya lambat. Karena itu masyarakat dianjurkan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan darah yang ada dalam tinja dan kolonoskopi. Deteksi dini kanker kolon dianjurkan kepada mereka yang telah menginjak usia 50 tahun. Tetapi bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga pernah terkena kanker ovarium, kolon dan kanker paru, disarankan melakukan deteksi dini sebelum usia 50 tahun. Dengan deteksi dini dapat ditemukan adanya polip prakanker, yaitu suatu pertumbuan abnormal pada usus besar atau rektum yang dapat segera dibuang sebelum berubah menjadi kanker “Sebaiknya deteksi dini dilakukan sejak usia 40 tahun bagi yang memang memiliki riwayat ketiga jenis kanker tersebut dalam keluarganya,”terang ayah empat orang putra ini lebih lanjut.
Wajib mencermati perubahan yang terjadi dalam tubuh adalah salah satu upaya untuk deteksi dini secara konvensional. Salah satunya, menurut pria yang diusia lanjut masih memiliki segudang kegiatan praktek, adalah adanya rasa eneg atau mual pada perut sisi kiri bagian bawah. Ini akibat terjadinya penyumbatan saluran pencernaan bagian bawah baik parsial maupun komplit. Sehingga penderita akan mengalami mual-mual hingga muntah dan perut kembung. Gangguan BAB (buang air besar), kotoran sering lembek, berlendir dan mengandung sedikit darah. Jika sudah ada gejala tersebut segera dilakukan pemerikasaan laboratorium seperti pemeriksaan darah lengkap, pertanda tumor CEA, roentgen perut, colon enlup, CT Scan hingga colonoscopy. “Untuk mengetahui sejauh mana penyebaran atau luasnya dari kanker tersebut akan dilakukan biopsy (pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium) pada bagian tubuh yang dicurigai terkena kanker,”lanjutnya.
Dari hasil pemeriksaan patologi anatomi tersebut maka akan diketahui jenis kanker dan dimana saja penyebarannya. Sehingga memudahkan untuk dilakukan tindakan berikutnya. Jika memang sudah parah maka tindakan terakhir adalah operasi atau reseksi dari bagian usus yang sudah kena kanker. Dan untuk pembuangan kotoran sementara, dibuatkan dubur buatan yang melewati dinding perut pasien. Alangkah baiknya jika kita bisa mencegah sel-sel kanker dalam tubuh kita mengganas dan merugikan diri kita. Lebih baik memelihara tubuh agar tetap sehat dengan pola dan gaya hidup yang sehat. Terkait dengan riwayat keluarga, Anda tak perlu khawatir berlebihan jika berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kanker usus besar. Menurut Maitriya, faktor genetik memang bisa menjadi penyebab munculnya penyakit ini, tapi faktor tersebut bisa dipersempit. Caranya, ubahlah pola makan Anda dan lakukan deteksi dini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar