Kamis, 28 April 2011

Tas Cantik Dari Kreasi Daur Ulang Sampah Plastik

BERBAGAI macam inovasi dilakukan untuk menaikkan harga jual dari suatu barang sehingga diminati banyak orang. Salah satunya adalah menciptakan produk dengan tampilan khusus, misalnya memperbarui model produk, kemasan hingga bahan pembuatan produk tersebut.
Seperti pembuatan tas cantik yang dibidik untuk para wanita suka berganti-ganti fashion mengikuti perkembangan mode agar tak ketinggalan. Pasar boleh saja menawarkan inovasi tas cantik dengan berbagai merek dan mode terkenal, namun kreasi tas cantik berbahan dasar plastik daur ulang patut diperhitungkan untuk digunakan sehari-hari.
Keberadaan tas dari daur ulang sampah plastik memang belumlah laris karena hingga kini masih sedikit orang yang dapat mengkreasikannya. Tapi akan berbeda pandangan kita melihat tas cantik dari plastic daur ulang karya Ni Made Lis Yuliathi, SE (34).


Tidak Kalah
Dari segi tampilan, tak kalah menarik dengan tas cantik kebanyakan, pun dengan model tas yang dikreasikan apik agar pemakai tas menjadi cantik. Menurut Lis, sapaan akrab Ni Made Lis Yuliathi, ketertarikannya dengan mendaur ulang sampah plastik yang banyak ditemuinya di setiap sudut adalah alasan mengapa tas daur ulang dari plastik menjadi pilihannya dalam berdagang.
Berawal dari pembuatan tas kreasi ber bahan baku kampil atau pembungkuas beras kiloan, Lis memulai usaha pembuatan tas ini. Memilih menggunakan kampil, sebut ibu dua putra ini adalah karena di Bali banyak penggunaan kampil yang bercorak Bali dengan perpaduan warna yang manis dan juga kuat kualitasnya jika digunakan sebagai tas. Selain dari kampil beras, kreasi tas cantik daur ulang juga berlaku untuk kotak susu bekas dan semua plastik pembungkus barang seperti makanan ringan, sabun cuci, permen hingga minuman.
Kegiatan usaha yang telah berjalan lebih dari satu tahun ini memang belum mendapatkan banyak perhatian dari khalayak di Bali khususnya Denpasar. Meskipun tas cantik dari daur ulang plastik ini sudah dipasarkan di mini market bahkan sudah merambah hingga Belanda dan Amerika.
“Mulanya saya membuat tas dari kain blacu yang bertujuan menghindarkan pemakaian tas plastik yang kurang disukai bule. Sudah lebih dari empat tahun tas blacu masih bertahan hingga sekarang. Dan melihat banyaknya sampah plastik berbagai pembungkus yang berserakan di mana-mana membuat saya ingin menciptakan barang dengan sampah plastik itu. Saya ingin membatasi peredaran plastik khususnya di Ubud,” beber Lis, wanita asli Ubud yang ingin berkontribusi bagi daerah asalnya ini.
Aksinya membebaskan penggunaan plastik diawali Lis dari mini market milik sang ayah. Ditampungnya sampah plastic, pun bantuan dari saudara dan teman yang dikoordinasi untuk mengumpulkan sampah plastik daripada membuangnya. Dan kegiatannya disambut baik, terbukti hingga kini Lis mampu memproduksi tas cantik daur ulang ini.

Ikuti Pameran
Tak hanya dijual di mini market, namun untuk menyebarkan informasi dan memperluas kepedulian masyarakat pada kegiatan daur ulang, Lis juga mulai mengikuti pameran-pameran. Kegiatan Earth Day yang dilakukan bertepatan dengan Hari Bumi di Ubud tahun lalu, menjadi debut utama Lis dalam menyebarkan informasi usahanya.
Merambah pada kegiatan Pesta Kesenian Bali yang rutin diselenggarakan di Taman Budaya Denpasar dan juga berbagai ajang pameran produk. Kini, inovasi desain model tas dan ragam bahan baku dari sampah plastik yang diliriknya dari internet, pesanan dari teman hingga wisatawan mancanegara semakin menambah cantik ragam kreasi tas daur ulangnya.

Pembuatannya pun tak memakan waktu lama, setelah model tas yang diinginkan sudah dirancang dan juga bahan baku plastik sudah dipilih. Maka pengerjaan berikutnya adalah pemotongan, penambahan foring atau kertas keras baru dijahit. Dalam satu hari, satu tenaga kerja pembuat tas mampu menghasilkan dua hingga tiga tas. Jika mendapatkan orderan, maka jumlah tenaga kerja ditambah, hal ini, sebut Lis juga dijadikan lahan usaha bagi masyarakat di sekitar Ubud.
Dengan nama produk Jasmin Recycled Product, Lis tak hanya mengembangkan tas cantik saja, juga pembuatan sandal, boks mainan, tempat CD hingga dompet. Harga pun terjangkau dari yang puluhan ribu hingga ratusan ribu, tergantung dari bahan dan model kreasi daur ulang sampah plastik ini. “Kami berharap, ke depannya kreasi tas daur ulang ini dilirik masyarakat luas. Agar bisa turut mengkampanyekan meminimalkan penggunaan kantong plastik dalam semua kegiatan sehari-hari,” pungkas istri dari AA. Gde Bagus Eka Putra ini di sela-sela aktivitasnya mengikuti peringatan Hari Bumi beberapa waktu lalu.

Minggu, 10 April 2011

Peringatan Hari Autisme Sedunia--Beri Dukungan Pada Anak Berkbutuhan Khusus


Bertepatan dengan peringatan Hari Autisme Sedunia yang jatuh pada tanggal 02 April semua lapisan masyarakat mengadakan program Walk For Autism Indonesia. Yang mengajak semua masyarakat dan keluarga yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus untuk jalan santai. Di Bali perhelatan jalan santai yang digelar Sabtu (2/4) melibatkan seluruh PSG (Parents Support Group) Bali dan didukung oleh Pemkot Denpasar. Sejak pagi puluhan orang tua dan anak-anak juga bersama putra putri berkebutuhan khusus telah memadati wantilan DPRD dan siap memutari lapangan Bajra Sandhi Renon.
Tak ada yang berbeda dari peserta yang mengikuti kegiatan jalan santai ini semua berhasilmelewati satu putaran penuh. Menurut Lili Feriani Sutamaja, Ketua PSG Bali, semua anak berkebutuhan khusus (ABK) juga bisa melakukan apa yang anak normal lakukan. Hanya saja mereka membutuhkan perhatian khusus, kepedulian dan dukungan baik dari keluarga maupun masyarakat disekitarnya. Anak berkebutuhan khusus, lanjutnya, memiliki talenta yang terkadang melebihi anak-anak normal lainnya. Seperti pada acara Memeriahkan Hari Autisme Sedunia juga dilaksanakan Family Gathering oleh keluarga yang tergabung dalam PSG Bali. “Banyak penampilan dari anak-anak special needs yang bisa mereka lakukan seperti anak normal lain. Dari permainan clarinet, dance, tari khas daerah Aceh, lomba melukis, lomba membingkai foto keluarga hingga lomba lari sarung,”ungkap ibu yang juga memiliki anak berkebutuhan khusus ini bangga.
Anak-anak istimewa yang dikaruniakan untuk orang tua istimewa harusnya mendapatkan perhatian dari pemerintah juga. Salah satunya adalah pendidikan karena bagaimanapun mereka adalah anak bangsa yang juga berhak mendapatkan pendidikan seperti anak normal lainnya. Namun hingga kini tak banyak sekolah umum yang mau menerima apalagi untuk sekolah khusus anak autis masih bisa dihitung dengan jari. Untuk itu, lanjut Lili, bersama PSG ingin menggandeng orang tua dengan ABK untuk berbagi, saling menguatkan dan mencarikan jalan yang terbaik agar anak-anak menjadi lebih baik, mandiri dan berprestasi. Telah lebih 90 anggota PSG yang tersebar diseluruh Bali dan banyak kegiatan yang telah dilakukan. “Kami juga membantu orang tua yang membutuhkan rekomendasi dokter spesialis untuk menangani putra putri mereka. Sehingga orang tua tak lagi patah harapan bahwa ABK tak bisa menjadi normal,”tegasnya.
Dalam kesempatan Family Gathering ada yang menarik selain penampilan kreasi ABK yaitu testimony dari Rendi (13). Cowok yang kini sekolah di SMP N 3 Denpasar ini berbagi pengalaman kala menjalani perawatan, terapi dan kehidupan sosial saat masih autis hingga sembuh. Perjuangan panjang orang tua Rendi sejak ketahuan umur empat tahun belum bisa bicara, tak ada kontak mata, tak mau bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya dan suka tantrum (melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya seperti membenturkan kepala,namun diluar kendali tubuhnya). Melalui terapi, diet ketat makanan dan menyelesaikan sekolahnya di Al-Azhar dari TK hingga kelas satu kemudian melanjutkan kelas dua di Raj Yamuna Shcool hingga lulus sekolah dasar. “Sekarang saya sembuh dan bisa berada di depan sahabat-sahabat semua dan orang tua dengan ABK untuk memberitahukan bahwa autis bisa disembuhkan. Memang perlu waktu lama dan kesabaran. Saya sangat berterima kasih dan bangga dengan orang tua saya,”tutur Rendi ceria.

Buah Delima Mampu Atasi Cacingan


Tanaman buah banyak macamnya, dari yang manis sampai yang asam. Meskipun banyak yang sudah tidak bisa kita jumpai pohonnya. Namun tidaklah sulit untuk mendapatkan buahnya, karena banyak tersedia di supermarket. Kita mengkonsumsi buah tentu dengan tujuan ingin sehat. Karena setiap buah mempunyai kandungan gizi masing-masing. Seperti pada buah delima, buah yang sudah jarang kita temui ini juga multi khasiat.
Buah delima dapat dimakan segar atau dibuat jus. Tak hanya dimakan, buah delima juga menjadi salah satu bahan campuran dalam upacara ‘rujakan’, pada upacara kehamilan di Jawa. Komposisi kandungan gizi buah delima adalah 78g air, 1,6g protein, 0,1g lemak, 14,5g karbohidrat, 5,1g serat dan 0,7g mineral. Buah delima juga bisa digunakan sebagai bahan obat tradisional. Tidak hanya daging buahnya saja yang bermanfaat, kulit batang, kulit buah, daun dan buah mentah juga dapat digunakan. Buahnya dapat membersihkan lambung, bunga delima dapat mengobati radang gusi, perdarahan dan bronchitis. Daging delima dapat digunakan sebagai penurun berat badan, sariawan, tekanan darah tinggir, rematik dan perut kembung. Biji delima dapat digunakan sebagai obat penurun demam, batuk, keracunan dan cacingan.
Sifat kelat yang terdapat pada bagian kulit tersebut yang banyak mengandung tannin. Rasa sepat yang dirasakan saat mengkonsumsi delima merupakan adanya kandungan tannin, yang merupakan senyawa polifenol. Kandungan tannin tertinggi ada pada kulit akar (28%), tetapi kulit buahnya yang kering juga mengandung banyak tannin (26%). Selain itu, kulit buah delima bisa digunakan sebagai zat pewarna kuning, karena ada kandungan galatonat. Bisa digunakan sebagai tinta dan juga untuk pewarna kain. Kulit kering delima bisa juga digunakan sebagai obat kumur. Di Asia, kulit cabang dan akarnya dikenal sebagai obat mujarab untuk penyakit cacing pita dan cacing-cacing lainnya yang berada didalam usus. Sifat kelat dari kulit buah, kulit daun dan buah mentah dimanfaatkan dalam bentuk godokan untuk mengobati diare dan disentri.
Ditinjau dari segi rasa, buah delima memiliki rasa manis yang bersifat panas dan lembab. Air dari buah delima bisa memberikan asupan gizi bagi tubuh. Karena itulah, delima bisa juga membentu meningkatkan stamina tubuh kita. Tapi sangat tidak dianjurkan bagi anda yang sedang mengalami demam. Maka untuk menjaga kesehatan tubuh anda, sering-seringlah mengkonsumsi buah delima.




Waspadai Kanker Leher Rahim


Kanker leher rahim (kanker servik) merupakan pembunuh perempuan terbanyak di dunia. Beragam sosialisasi tentang penyakit ini kerap dihelat. Namuan angka kematian atau jumlah penderita semakin menjadi. Ironisnya, meski menjadi pembunuh utama bagi wanita, tetapi penaganan terhadap kanker rahim belum menjadi prioritas. Kepekaan wanita yang masih kurang untuk memeriksakan rahim sejak dini, menjadi penyebab kanker leher rahim tidak dapat ditangani sejak awal sehingga berakibat fatal. Penyakit rahim ini lebih banyak menyerang wanita pada usia 40 tahun keatas. Perubahan prilaku anak muda jaman sekarang mengakibatkan kanker leher rahim juga mendera usia muda antara 20-30 tahun.
Gejala awal kondisi pra-kanker umumnya ditandai dengan ditemukannya sel-sel abnormal serviks yang dapat ditemukan melalui tes Pap Smear. Karena sering kali kanker servik tidak menimbulkan gejala. Namun, bila sel-sel abnormal ini berkembang menjadi kanker serviks barulah muncul gejala-gejala pendarahan pada vagina yang tidak normal. Seperti, pendarahan diantara periode menstruasi yang regular, periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya dan pendarahan setelah berhubungan seksual. Rasa sakit juga akan muncul pada saat berhubungan seksual dengan pasangan. “Pemeriksaan pap Smear ataupun colopscopi yang dapat mendeteksi kanker servik pada stadium awal sangat diperlukan. Karena penyakit ini dapat diobati jika dalam stadium awal. Minimnya pengetahuan dan rasa takut kerap membuat pasien datang pada stadium akhir. Hal ini  membuat sel kanker telah menyebar sehingga sulit untuk ditanggani, ”kata dr. Wayan Kesumadana, SpOG.
Lebih dari 95 persen dari kanker serviks disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai Human Papilloma Virus (HPV). HPV dapat menginfeksi semua orang, karena HPV dapat menyebar melalui hubungan seksual. Mereka yang berhubungan seksual pada usia sangat muda (dibawah usia 20 tahun) serta sering berganti pasangan seksual, memiliki resiko tinggi untuk terkena infeksi HPV. Saat ini, kaker serviks dapat dibantu dicegah dengan pemberian vaksin yang memberikan perlindungan terhadap infeksi HPV. “Prilaku seks dengan multiplel mitra seks, pemakaian bahan kimia menjadi faktor resiko terjadinya kanker servik. Agar terhindar dari kanker servik harus menjahui faktor resiko itu sendiri. Pemeriksaan sejak dini kandungan akan mencegah tumbuhnya kanker leher rahim,” jelas dr. Kesumadana.  
Kanker leher rahim pada dasarnya 100% dapat diatasi  jika terdeteksi sejak dini.  Tapi kebanyakan pasien datang sudah masuk ke stadium lanjut. Karena kanker servik stadium dini tidak kelihatan gejala penyakitnya, maka tidak banyak yang menyadari jika rahimnya terinfeksi. Penyebab dari penyakit para wanita ini selain disebabkan virus human paviloma, juga karena  pemakaian bahan kimia, radiology dan biologi agent. Atau dapat disebabkan karena operasi Caesar, keguguran, kelahiran yang susah atau waktu kelahiran diperpanjang dapat merusak vagina. Pemberian gurah juga dapat memicu.
Pemeriksaan Pap Smear dapat dilakukan 10 hari setelah haid serta saat melakukan Pap Smear 24 jam tidak boleh berhubungan terlebih dahulu.  “Harapan hidup untuk penderita tingkat satu mencapai 75%, tingkat dua 50%, untuk tingkat tiga 30% dan 7% untuk stadium akut. Jika terdeteksi sejak awal ada gangguan di dalam vagina ataupun rahim  maka harapan hidup lima tahun dapat 100% dicapai,” tutur Direktur RS Kasih Ibu ini.    

Tak Perlu Puasa Demi Dapatkan Tubuh Ramping

Penampilan menarik menjadi hal yang utama bagi sebagian orang terlebih bagi mereka yang bekerja dengan bertemu banyak orang. Segala perawatan dilakukan, keluar masuk salon kecantikan dan pusat kebugaran demi mendapatkan tubuh ramping dan menarik. Bahkan tak cukup perlakuan itu, banyak dari mereka yang berpuasa dan membatasi masuknya asupan makanan. Banyak pihak melirik peluang ini karena hampir sebagian masyarakat ingin mendapatkan bentuk tubuh juga wajah seperti artis idola mereka di layer kaca. Produsen obat pun tak henti-hentinya menggencarkan promosi obat diet dengan segudang khasiat namun masih perlu jeli melihat dampak yang ditimbulkan.
Mekanisme tubuh dalam mencerna makanan yang masuk sudah dirancang sedemikian rupa. Sehingga bagi seseorang yang ingin mendapatkan tubuh ramping tapi tidak makan berjam-jam dan membatasi asupan makanan justru merugikan tubuh. Hal ini, menurut dr. Ossyris Abubakar, M. Biomed., pakar kesehatan yang berkonsentrasi pada anti aging, puasa diluar konteks menjalankan ibadah agama sangat merugikan. Mekanisme pencernaan makanan akan bekerja dan mengosongkan lambung dalam waktu empat sampa enam jam. Jika tidak ada asupan makanan yang masuk setelah mekanisme tersebut dapat merangsang naiknya asam lambung. Maka muncullah sakit maag dan jika sudah terkena akan sulit bagi seseorang untuk lepas karena kebiasaan makan yang tidak teratur. Dan hal ini berpengaruh pula bagi otak, harusnya jika teratur makan glukosa akan teratur pula dikirim ke otak. “Nah, jika perut kosong maka glukosa tidak akan sampai ke otak. Hal ini dapat memicu kelambatan memori atau daya pikir selain itu bisa menyebabkan dehidrasi dan kurang gizi,”terang dokter Osi, sapaan akrabnya.
Diet yang sehat, lanjutnya, seharusnya bukan tidak makan sama sekali atau membatasi makanan yang masuk karena itu salah kaprah. Konsumsi makanan tetap tiga kali sehari dan diisi waktu makan camilan hanya saja perlu diperhatikan makanan yang masuk. Batasi garam, gula, karbohidrat dan minyak karena keempat hal ini yang menyebabkan mekanisme kerja lambung terganggu. Makan tetap tiga kali, porsi nasi dikurangi perbanyak sayur lauk nabati dan hewani pilihan juga wajib makan buah. Camilan yang masuk juga jangan kue kering atau snack ringan tapi pilih buah, kedelai rebus, kacang rebus atau pisang rebus. Jangan lupa dengan konsumsi air putih yang seimbang, minimal dua liter per hari. Hitungan keseimbangan diet sehat yaitu menjaga asupan seperti 50% karbohidrat, 10-15% protein seimbang (nabati dan hewani), kurang dari 30% lemak (batasi konsumsi daging merah dan goring-dorengan karena ini lemak jenuh yang jahat), perbanyak buah dan sayur tinggi serat dan minum sukup air putih. “Porsi vitamin dan mineral cukup dari buah dan sayur, tak perlu konsumsi suplemen berlebihan. Terpenting jangan lewatkan sarapan,”beber dokter yang membuka praktek di rumahnya di Jalan Seroja gang Nyuh Gading No. 9 Denpasar.
Pentingnya asupan gizi yang masuk harus disadari oleh masyarakat, makan bukan hanya mengenyangkan dan memilih yang enak tapi enak di mulut saja. Karena itu, diet tidak perlu mati-matian sampai puasa tidak makan berjam-jam kecuali memang untuk ibadah. Pada saat tidak makan tersebut ada mekanisme balas dendam dalam tubuh. Artinya setelah kita tidak makan, ada rasa lapar dan semua makanan yang ada asal kita makan dan ini memperberat kerjalambung untuk mencerna. Akibatnya asam lambung kembali naik dan banyak yang teserap akhirnya menumpuk menjadi lemak dan tersimpan pada bagian tubuh tertentu. “Selain memperhatikan asupan makan, pola istirahat dan pola olah raga teratur perlu diperhatikan. Olah raga minimal dua hari sekali selama 30 menit, lebih baik olah raga seperti renang, senam lantai atau bersepeda,”pungkas ibu dua anak ini menutup wawancara.

Tawur Kesanga Rangkaian Upacara Pembersihan Jagat Sambut Tahun Baru

 
Umat Hindu sebentar lagi akan memasuki tahun baru Caka 1933 yang jatuh pada tanggal 05 Maret 2011, Saniscara Paing Wuku Menail. Kemeriahan menyambut Nyepi, seperti pembuatan ogoh-ogoh dimasing-masing banjar sudah terlihat dari beberapa waktu lalu. Ibu-ibu dan para wanita sudah sibuk mempersiapkan aneka jajan banten, jejahitan hingga pakaian yang akan digunakan untuk bersembahyang menyambut Nyepi. Pedagang bunga, buah, janur, perlengkapan banten hingga kue turut merasakan semarak pergantian tahun.
Secara harfiah, Nyepi bersangkutan dengan siklus hidup dari waktu ke waktu. Dalam satu siklus selalu bertemu pada titik 0 (nol) dan pada saat itulah disebut Nyepi atau sepi. Karena, menurut Drs. I Wayan Suka Yasa, M. Si, dosen senior Fakultas Ilmu Agama UNHI, pada titik nol merupakan titik balik, titk perhentian dari perjalanan kemarin mempersiapkan perjalanan berikutnya. Dan setelah melewati titik nol, esoknya kita akan memulai lagi dari angka baru yaitu satu dan sering kita menyebutnya dengan tahun baru Caka. “Apakah kita bisa memaknai moment pergantian itu dengan benar-benar tauakah hanya sekedar numpang lewat? Semua tergantung pada individu masing-masing,”lanjut ayah tiga orang putra ini menegaskan.
Dalam kurun perjalanan waktu, orbit makro dan mikro (bumi dan makhluk hidup yang ada didalam bumi) terjadi dinamika hidup ada sisi positif dan ada sisi negatifnya. Untuk itu, serangkaian upacara dilaksanakan oleh umat Hindu sebelum memfokuskan diri pada titik nol atau Nyepi. Seperti upacara Melasti yang dilaksanakan sebelum upacara puncak Nyepi yaitu Pengrupukan atau satu hari sebelum Nyepi. Melasti ditujukan untuk membersihkan pratima atau benda yang disakralkan, mengawali perayaan Hari Suci Nyepi. Sifat negative dilambangkan dengan wujud-wujud demonis, sifat negative itu yang berada didalam diri manusia seperti ambisi, keinginan berlebih, iri hati, mabuk, rakus, bingung hingga gelap mata. “Hal ini disebut dengan Sad Ripu atau enam musuh yang ada dalam tubuh manusia, dan itu harus dikendalikan,”terang pengasuh mata kuliah Kesusasteraan Hindu di UNHI.
Jika musuh dalam diri tersebut dibiarkan tidak dikendalikan maka dapat menyebabkan kemerosotan moral dan rusaknya kehidupan bermasyarakat. Seperti saat ini semakin banyaknya orang-orang bermental korupsi, perang saudara dimana-mana hingga kerusakan alam yang disebabkan kesalahan manusia dan akibatnya menyengsarakan manusia itu sendiri. Sehubungan dengan Hari Suci Nyepi, sifat-sifat buruk ini hendaknya dileburkan dan dikendalikan agar tidak mengikuti lagi ditahun berikutnya. Dan sifat buruk itu diwujudkan dalam bentuk ogoh-ogoh, yaitu boneka besar dan digambarkan sesuai dengan sifat negative manusia. Sifat pemarah digambarkan dengan mata ogoh-ogoh yang melotot, kuku yang panjang, urat leher keluar, badan kekar, gigi bertaring dan bentuk wajah yang menyeramkan. “Seiring perkembangan jaman, ogoh-ogoh mulai muncul bervariasi. Karena tidak ada pakem khusus dalam pembuatan ogoh-ogoh. Sehingga kehadirannya merupakan ide kreatifitas seseorang dan bentuk apapun tidak salah,”sebut Wayan Suka Yasa tegas.
Fungsi ogoh-ogoh adalah sebagai ekspresi jiwa yaitu sifat-sifat negative manusia. Oleh karena itu, ogoh-ogoh mengandung banyak nilai, yaitu nilai filosofis, psikologis, sosial dan estetik. Sebagai nilai filosofis bersangkutan dengan perwujudan dari panca maha bhuta. Nilai psikologis melambangkan ekspresi jiwa dekontruktif. Nilai sosial yaitu nilai kebersamaan dan adanya interaksi juga integrasi masyarakat terbangun. Nilai estetik yaitu adanya tampilan-tampilan seni yang berifat khas Bali, karena tidak ada tempat lainyang membuat sama satu dengan yang lain. Mempunyai ciri khas satu kota dengan kota lain di Bali.
Sifat buruk itu harus disomya atau diruwat atau lebih dikenal dengan dibersihkan agar kembali ke jati dirinya menjadi lebih baik lagi. Dan pada saat Pengrupukan atau Ngerupuk, ogoh-ogoh ini diarak dan diberikan sesuatu yang dapat menyadarkan sifat buruk itu, yaitu dengan caru. Saat pecaruan ini, mengundang semua bhuta kala dari sembilan penjuru arah mata angin, maka disebut dengan Tawur Kesanga. Secara harfiah caru yang disajikan berupa makanan enak untuk bhuta kala, artinya agar saat orang haus diberi minum, orang lapar diberi makan dan orang yang marah diberikan kasih. Sehingga nanti pada saat umat melaksanakan brata penyepian bhuta kala ini dapat dikendalikan dan pada tahun yang baru kita tidak lagi dipengaruhi sifat buruk. Dan ogoh-ogoh setelah diberikan caru hendaknya dipralina karena ada upacara pemanggilan bhuta kala itu tadi. Tapi untuk ogoh-ogoh komersial atau dengan tujuan pameran dan pengenalan budaya tanpa ada pemanggilan maka tidak harus dipralina.
Proses pengrupukan dimulai dengan menghaturkan caru dan disertai dengan membunyikan bunyi-bunyian berbagai alat. Alat itu sederhana saja, seperti bambu, tutup panci, kayu atau apa saja yang dipukul mengeluarkan bunyi. Tujuannya, ungkap Wayan Suka Yasa, adalah untuk mengundang bhuta kala dari sembilan penjuru agar turut menikmati caru yang disajikan. Bunyi-bunyian itu juga disertai dengan membawa sapu dan api yang disimbolkan dengan daun kelapa kering yang dibakar, berfungsi utnuk mengusir atau menyuruh bhuta kala itu kembali setelahmenikmati caru. Proses pencaruan ini dilakukan dengan berkeliling disegala penjuru rumah dan halaman. Diikuti pula dengan suara teriakan yang berarti pelampiasan emosi, secara psikologis setelah melepaskan emosi seseorang akan menjadi tenang dan siap menyambut hari  Suci Nyepi esoknya.
Pembersihan tidak hanya pembersihan diri namun juga membersihkan alam lingkungan kita agar siap juga menghadapi Nyepi. Bagi jiwa dan pikiran, dengan ajaran agama seseorang akan menjalankan dharma. Orang yang mau belajar agama tentu akan tumbuh kesadaran spiritual bahwa misalnya marah adalah buruk dan jika dibiarkan tidak dikendalikan maka akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Ciri penyadaran itu adalah api, makanya ogoh-ogoh setelah dicaru dan diarak harus dibakar begitu juga dengan manusia harus bertapa untuk dapat mengendalikan sifat buruk. Pada titik nol, hari Nyepi seseorang harus bertapa dan menetapkan dalam bentuk janji dan brata itulah janji yang harus dilakukan agar mencapai kesempurnaan. Janji juga dapat disebut dengan pengekangan atau pengendalian diri yaitu melaksanakan brata penyepian. Ada empat brata penyepian yang harus dilalui, yaitu amati geni (tidak menghidupkan api), amati lelungan (tidak bepergian), amati kalanguan (tidak menikmati yang indah) dan amati karya (tidak bekerja).
Amati geni atau yang lebih diingat dengan tidak menghidupkan api. Artinya tidak menghidupkan lampu, penerangan dalam bentuk apapun juga api dalam arti mengekang nafsu birahi (sex). Amati lelungan tidak bepergian kemana-mana artinya tidak keluar dari pekarangan rumah. Karena jika bepergian saat kita harus bertapa dan melakukan yoga atau meditasi maka pikiran juga tidak tenang, akan jauh keluar dari hakikat sepi. Amati kalanguan artinya tidak menikmati segala sesuatu yang indah-indah, kenikmatan duniawi akan mengganggu fokusnya pikiran sehingga tapa tak akan berhasil. Seharusnya kita juga tidak menikmati makanan, karena makanan adalah kenikmatan duniawai. Amati karya atau tidak melakukan segala aktifitas fisik, artinya kita diharapkan benar-benar diam tidak bekerja agar dapat merefleksikan dirinya. Tidak melakukan ktifitas bertujuan agar kita dapat memikirkan langkah pertama yang harus kita lakukan pada tahun yang baru, yang akan kita songsong esok hari.
Melaksanakan brata penyepian pada titik nol mengharuskan lingkungan sekitar benar-benar sepi, untuk itu Nyepi alangkah baiknya jika disebut Hari Suci Nyepi bukan Hari Raya Nyepi. Karena pada hakikatnya, manusia harus mulat sarira dengan cara yoga dan meditasi. Yaitu menghubungkan diri pada Tuhan untuk memohonkan kerahayuan tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk masyarakat luas dan bumi tempat kita berpijak. Setelah merenung pada Hari Suci Nyepi, esoknya orang harus kembali ke alam nyata memulai hari baru di tahun yang baru. Lebar atau selesai melakukan tapa brata penyepian dilaksanakanlah Ngembak Nyepi. Ngembak yang berarti ceria atau riang atau penuh kasih, diartikan sehari lepas Nyepi orang-orang harus kembali menyambut haribaru dengan penuh kegembiraan, penuh kasih dengan sesama dan alam semesta. Alangkah baiknya jika saling kunjung mengunjungi dan memanfaatkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga besar. Sebagai wujud shanti atau saling memaafkan agar setiap hari dapat berhubungan dengan penuh kasih. 
Pelaksanaan Hari Suci Nyepi tidak lagi sesui dengan pakem ajaran agama, sebagian besar masyarakat hanya melaksanakan sekedar ceremony belaka. Dilaksanakan hari ini dengan pesta meriah, berjudi, minum-minum dan esoknya kembali lagi seperti hari sebelumnya. Tidak ada bedanya melewati Nyepi kemarin dengan Nyepi tahun ini. Peningkatan kesadaran masyarakat sangat diperlukan melihat kondisi lingkungan dan alam terkini, karena jika bukan kita maka siapa yang akan peduli dengan alam semesta ini. Peranan pemuka agama menjadi penting untuk membimbing umat agar kembali pada hakikat manusia yang hidup untuk menunggu ajal menjemput. Jika menjalankan hidup dengan penuh kesadaran berbagi pada sesama dan alam semesta maka proses penantian itu akan indah.

POTADS Bali Terus Berupaya Menjadi Sahabat Terbaik

KEHADIRAN anak dalam keluarga menjadi dambaan setiap pasangan yang baru menikah. Menunggu munculnya tanda-tanda perubahan fisik karena ada makhluk sedang bertumbuh di rahim menjadi sesuatu yang sangat diamati. Terkadang kekecewaan didapati saat tanda-tanda itu belum muncul tapi akan jadi kebahagiaan jika ternyata ada awal kehidupan telah bersemi. 
Dianugerahi anak adalah kebahagiaan yang tak terhingga terlebih bagi seorang ibu yang berjuang dan berusaha memberikan yang terbaik untuk jabang bayi. Lantas, bagaimana jika buah hati yang didambakan sudah hadir namun tidak sesuai yang kita inginkan. Penerus keturunan yang ditunggu terlahir dengan keistimewaan yang lebih dari bayi pada umumnya. Dengan predikat cacat, idiot, gangguan mental dan masih banyak lagi yang disandangkan orang kebanyakan pada bayi tak berdosa itu. Namun Tuhan tentu mempunyai rahasia dengan memberikan anak istimewa kepada kita.

Menghadapi kelahiran anak tidak normal dengan kelainan tertentu baik fisik maupun genetiknya perlu dukungan dari banyak pihak. Karena hal itulah, menurut Sophia Buksh (35), salah satu penggagaas berdirinya POTADS (Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome) Bali dibutuhkan pendampingan pihak-pihak yang peduli pada pertumbuhan anak-anak istimewa tersebut.

Ingin Berbagi
Lembaga swadaya yang menjadi wadah berkumpulnya orangtua yang memiliki ADS (Anak Down Syndrome) ini lebih dulu muncul di Jakarta, atas prakarsa Noni Fadhilah (40) dan mulai berjalan sejak Mei 2000. Wadah ini dibangunnya lebih untuk kesadaran ingin berbagi dengan orangtua yang mempunyai anak DS. Karena Noni sendiri merupakan orangtua dengan anak ADS yang bernama Zeina Nabila (19) dan kini POTADS sudah memiliki cabang di Surabaya dan Medan. Tentu saja munculnya cabang adalah karena prakarsa kepedulian orang tua dengan ADS untuk bisa membagikan informasi dan dukungan kepada orangtua lain.

Serupa dengan POTADS Bali, mungkin tak banyak masyarakat di Bali khususnya Denpasar yang menyadari adanya komunitas ini. Kesadaran yang muncul karena Pia, sapaan akrab Sophia Buksh, mencari komunitas atau yayasan yang memberikan dukungan pada orangtua dengan ADS. Ibu dari Alysha (9) dan Tristan (7) yang lama menetap di Sydney Australia ini merasa membutuhkan dukungan baik untuk terapi, dokter spesialis hingga sekolah untuk Alysha yang sejak lahir diketahui DS.

Awalnya, lanjut istri dari Roger (51) ini hanya menemukan komunitas untuk ADS di Jakarta, lalu disarankan untuk membentuk komunitas yang sama di Bali dan tentu saja pasti ada juga orangtua dengan ADS. Terbukti, belum lama Pia pindah ke Bali langsung bertemu dengan Eveelen, Rinda dan Arie yang ketiga ibu ini juga punya putra putri dengan ADS. Keempat ibu hebat ini lalu mendukung penuh berkembangnya POTADS dan kini sudah ada 15 orang yang bergabung.

Terus Dikibarkan
POTADS Bali sudah berjalan satu tahun lebih, namun untuk perizinan mengesahkan menjadi cabang POTADS Jakarta sedang diusahakan. Tapi semangat menyebarkan informasi tentang keberadaan support DS terus dikibarkan, baik melalui pertemuan kecil untuk berbagi informasi dan perkembangan terapi hingga pengobatan terbaru. Maupun melalui pertemuan besar atau family gathering yang belum lama ini diadakan bertepatan dengan memperingati Hari Down Syndrom Sedunia pada 20 Maret 2011.

Acara yang melibatkan seluruh anggota keluarga POTADS Bali ini melibatkan juga Minikino yang memutarkan film pendek tentang ADS dan sharing bersama fisioterapist. “Pemutaran film yang sangat menggugah semangat orang tua untuk terus mendampingi ADS hingga mereka mandiri. Dan acara ini juga terjadi interaksi antara orangtua dan anak. Sedangkan diskusi kecil bersama fisioterapist tentang kendala yang dialami orangtua dengan ADS terutama masalah kelemahan tonus otot yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan perkembangan motorik kasar. Semua orang tua yang bergabung di POTADS Bali merasa tidak sendiri lagi,” terang Pia.

Menurut Pia, tujuan dari kami melebarkan sayap informasi kepada masyarakat keseluruhan khususnya orangtua dengan ADS adalah untuk mengubah pemikiran tentang ADS bukan merupakan kutukan atau karma buruk. Tetapi bahwa anak yang dianugerahkan adalah titipan yang harus dijaga dan diperhatikan dengan baik. Bahwa saat ini orangtua dengan ADS masih banyak yang tidak menerima bahwa anak mereka berbeda dengan anak kebanyakan. Tak jarang anak-anak ini ditelantarkan begitu saja tanpa kasih sayang, terapi dan pengobatan yang sesuai. Padahal, sebut Pia, jika anak ini diberikan kesempatan memperoleh kesehatan dan pendidikan yang baik pasti akan bisa seperti anak-anak normal lainnya.

Masih Banyak Malu
Perjalanan panjang POTADS Bali mendata orangtua dan membantu orangtua dengan ADS untuk bersama-sama saling men-support kurang banyak mendapat perhatian publik. Masih banyak orangtua yang malu dipublikasi jika memiliki anak dengan DS padahal sebagian besar ADS membutuhkan bantuan baik biaya untuk operasi karena ADS memiliki penyakit bawaan seperti jantung bocor dan gangguan pernafasan.

Namun, ditegaskan Pia, POTADS Bali bukan penyalur therapist atau sekolah yang menerima ADS tapi hanyalah sebagai wadah untuk saling mensupport dan saling berbagi informasi saja. Jika ada orangtua dengan ADS memerlukan informasi tempat-tempat terapi, dokter spesialis maupun segala hal yang berhubungan dengan ADS, bisa menghubungi salah satu dari empat ibu hebat pendukung terbentuknya POTADS Bali.

Bersama Sophia Buksh (ketua), Eveleen (public relation), Rinda (bendahara) dan Arie (sekretaris) mengibarkan bendera support group untuk ADS. Banyak program yang dirancang untuk perkembangan informasi bagi orangtua belum terlaksana dengan baik. Karena selain sebagai ibu, mereka adalah wanita bekerja namun tetap memberikan banyak waktunya kepada sang buah hati. Seperti Rinda yang konsisten sekali dengan setiap detail pertumbuhan sang buah hati, Naomi (14 bulan) perhatian dari asupan makanan, terapi motorik kasar hingga terapi wicara intens dilakukannya.

“Semua orangtua ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Meskipun mereka terlahir istimewa tetap harus mendapatkan kasih sayang penuh. Sejak kecil diberikan pelatihan dan semua terapi, tak hanya yang berpunya yang dapat memberikannya tetapi terapi dari ibu maupun orang-orang terdekat ADS sangat membantu perkembangannya,” tegas ibu dari Arya dan Naomi ini turut diamini Pia. 

POTADS Bali
Ketua  :  Sophia Buksh (081236775603)
Sekretaris :  Arie (087777799689)
Bendahara  :  Rinda (08179716836)
Public Relation  : Eveleen (081558109229)
----------------

Kanker Usus Besar (Kanker Kolorektal) Seiring Bertambahnya Usia Semakin Waspada

Sebagai saluran terakhir pencernaan makanan, usus berpotensi terkena kanker dari makanan yang kita konsumsi. Paparan zat karsinogen yang terdapat pada pengawet dan pewarna makanan yang dikonsumsi manusia padahal tidak diperuntukkan sebagai bahan makanan. Zat karsinogen ini akan menyebabkan perubahan genetic. Sehingga tidak hanya orang yang mepunyai garis keturunan dengan kanker saja yang berpotensi terkena kanker. Orang sehat pun bisa terkena kanker usus besar (kanker kolorektal) ini jika asupan gizinya tak seimbang, kurang olah raga hingga gaya hidup tak sehat seperti merokok dan minum minuman beralkohol.
Didunia, kanker usus besar menduduki peringkat keempat sebagai pembunuh terbesar pada kaum laki-laki. Namun tak menutup kemungkinan wanita pun rentan terkena kanker ini dan seiring bertambahnya usia, potensi terkena kanker usus besar semakin meningkat. Pentingnya menjaga pola hidup sehat sejak dini sangat mempengaruhi kondisi tubuh kelak dikemudian hari saat usia tak lagi produktif. Menurut Dr. Jro Made Maitriya, SpPD, (62) specialist penyakit dalam dan juga dosen, asupan makan seperti lemak hewani dari daging merah dapat memperberat resiko terkena kanker colon. Peminum alcohol akan meningkatkan dua sampai empat kali lipat kejadian. Untuk mengurangi resiko, lanjut Maitriya, lebih baik menambahkan konsumsi makanan kaya serat seperti buah dan sayur juga konsumsi ikan laut yang mengandung asam folat tinggi.
Penderita tumor ganas (karsinoma recti) ini baru mengetahui adanya gejala yang menyertai berkembangnya sel-sel kanker yang berkembang biak didalam usus besar. Penyakit ini gejala awalnya kadang tak disadari sehingga banyak penderita yang datang dengan keluhan namun sudah masuk pada stadium lanjut. Kanker kolon dianggap sebagai penyakit yang perjalanannya lambat. Karena itu masyarakat dianjurkan melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan darah yang ada dalam tinja dan kolonoskopi. Deteksi dini kanker kolon dianjurkan kepada mereka yang telah menginjak usia 50 tahun. Tetapi bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga pernah terkena kanker ovarium, kolon dan kanker paru, disarankan melakukan deteksi dini sebelum usia 50 tahun. Dengan deteksi dini dapat ditemukan adanya polip prakanker, yaitu suatu pertumbuan abnormal pada usus besar atau rektum yang dapat segera dibuang sebelum berubah menjadi kanker “Sebaiknya deteksi dini dilakukan sejak usia 40 tahun bagi yang memang memiliki riwayat ketiga jenis kanker tersebut dalam keluarganya,”terang ayah empat orang putra ini lebih lanjut.
Wajib mencermati perubahan yang terjadi dalam tubuh adalah salah satu upaya untuk deteksi dini secara konvensional. Salah satunya, menurut pria yang diusia lanjut masih memiliki segudang kegiatan praktek, adalah adanya rasa eneg atau mual pada perut sisi kiri bagian bawah. Ini akibat terjadinya penyumbatan saluran pencernaan bagian bawah baik parsial maupun komplit. Sehingga penderita akan mengalami mual-mual hingga muntah dan perut kembung. Gangguan BAB (buang air besar), kotoran sering lembek, berlendir dan mengandung sedikit darah. Jika sudah ada gejala tersebut segera dilakukan pemerikasaan laboratorium seperti pemeriksaan darah lengkap, pertanda tumor CEA, roentgen perut, colon enlup, CT Scan hingga colonoscopy. “Untuk mengetahui sejauh mana penyebaran atau luasnya dari kanker tersebut akan dilakukan biopsy (pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium) pada bagian tubuh yang dicurigai terkena kanker,”lanjutnya.
Dari hasil pemeriksaan patologi anatomi tersebut maka akan diketahui jenis kanker dan dimana saja penyebarannya. Sehingga memudahkan untuk dilakukan tindakan berikutnya. Jika memang sudah parah maka tindakan terakhir adalah operasi atau reseksi dari bagian usus yang sudah kena kanker. Dan untuk pembuangan kotoran sementara, dibuatkan dubur buatan yang melewati dinding perut pasien. Alangkah baiknya jika kita bisa mencegah sel-sel kanker dalam tubuh kita mengganas dan merugikan diri kita. Lebih baik memelihara tubuh agar tetap sehat dengan pola dan gaya hidup yang sehat. Terkait dengan riwayat keluarga, Anda tak perlu khawatir berlebihan jika berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kanker usus besar. Menurut Maitriya, faktor genetik memang bisa menjadi penyebab munculnya penyakit ini, tapi faktor tersebut bisa dipersempit. Caranya, ubahlah pola makan Anda dan lakukan deteksi dini. 

Desa Adat Sebagai Benteng Budaya Bali

Pulau Bali yang dikenal masyarakat luas hingga ke manca Negara adalah tempat wisata lengkap. Semua keindahan alam, budaya adat istiadat hingga kerajinannya ada dalam satu pulau kecil menjadikan daya tarik tersendiri untuk wisatawan mampir ke Pulau Seribu Pura ini. Tak hanya cukup sekali tapi bisa dipastikan mereka yang pernah datang ke Bali pasti ingin kembali merasakan wisata yang kental dengan spiritualnya ini. Sehingga jika ditilik dari data statistika pertambahan kunjungan wisatawan, pasti grafiknya naik dan semakin naik.
Tak dipungkiri pertambahan kunjugan wisatawan memberikan banyak keuntungan bagi pengelola bidang pariwisata. Namun ternyata tak semua keberuntungan itu dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Bali. Contohnya adalah masyarakat yang hidup didesa-desa, mereka yang masih menjaga tradisi budaya turun temurun dan juga lingkungannya tak bisa merasakan keberhasilan perkembangan pariwisata. Sehingga, menurut Henky Hermantoro, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Bali, pengaturan tata ruang desa sangat penting sebagai model pengembangan pariwisata berkualitas.
Henky menyebutkan jumlah penduduk miskin di Bali saat ini lebih banyak dari pada masyarakat dengan ekonomi menengah. Dan sebagian besar dari penduduk miskin tersebut sebanyak 64% mereka tinggal di pedesaan. Sayangnya dalam system perencanaan pengembangan pariwisata mereka hanya menjadi pelengkap kebijakan karena masyarakat desa tidak dilibatkan didalamnya. Terbukti dengan pembinaan dan pendampingan, lanjut Henky, sudah ada empat desa di Bali yang bisa dijadikan percontohan dalam hal desa wisata ekologis. Keempat desa ini adalah Tenganan Pegringsingan-Karangasem, Banjar Adat Kaidan-Badung, Dukuh-Sibetan Karangasem dan Nusa Ceningan-Klungkung. “Desa-desa ini sudah mempunyai kajian hukum dan ilmiah tentang penataan ruangnya. Dan mereka juga masuk dalam Jaringan Rkowisata Desa (JED). Sehingga keempat desa ini layak dijadikan percontohan desa wisata untuk seluruh Indonesia,”tutur Henky disela-sela acara Seminar dan Lokakarya (Semiloka), Rabu (23/3) kemarin yang mengambil tema “Mewujudkan Desa Berdaulat Dalam Pembangunan Wisata Melalui Penataan Ruang”. Acara ini didukung oleh Yayasan Wisnu, TIFA dan Bali Desa Wisata Ekologis (DWE).
Dalam kesempatan yang sama, I Gede Ardika, Ketua Pembina Bali DWE (Desa Wisata Ekologis) menyatakan bahwa sudah saatnya masyarakat pedesaan melalui Desa Pekraman harus menjadi desa yang berdaulat. Kerena peranan Desa Pekraman sangat besar, yaitu sebagai tulang punggung pokok yang menjadi benteng dan bisa memegang kendali dalam mengembangkan wisata budaya. Perkembangan wisata berbasis budaya yang dinikmati wisatawan kini sudah sangat pesat dan sudah saatnya untuk kesejahteraan masyarakat Bali. Kebudayaan Bali yang dimiliki masyarakat Bali dijiwai oleh Agama Hindu yang dalam perjalanannya memegang teguh prinsip ajaran Tri Hita Karana. Yang salah satunya adalah menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan alam, artinya manusia tidak boleh serakah dalam memanfaatkan alam. “Manusia harus belajar berkata cukup, tidak perlu berlebihan. Karena yang berlebihan akan merusak,”tegas Ardika.
Seharusnya mulai ditekankan membangun Bali dengan mengangkat wisata budaya untuk sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat Bali. Bukan pariwisata yang menjadi benalu dan merugikan masyarakat Bali pada umumnya. Karena konsep pariwisata budaya adalah mengangkat keunikan sesuai dengan kelokalan namun diikuti dengan kemampuan memilih dan memilah juga mengelola informasi dari luar untuk perkembangan pariwisata. Bali kini, lanjut Ardika, harus mulai membatasi masuknya jumlah wisatawan karena Bali tidak bisa menerima wisatawan dalam jumlah tak terbatas. Jangan lagi mementingkan kuantitas atau seberapa banyak wisatawan yang masuk ke Bali jika factor pendukung masih seperti sekarang ini. Alangkah lebih baiknya jika memikirkan kualitas wisatawan yang masuk ke Bali, yang terpenting adalah aspek sosial budaya dan seberapa intens interaksi wisatawan dengan masyarakat sekitar. “Jangan sampai masyarakat Bali yang menggunakan air dalam segala aspek kehidupannya harus kehilangan sumber airnya. Karena Bali adalah agama tirta, jika sumber air musnah maka habislah Bali,”ujar Ardika melihat eksplorasi air berlebihan untuk dunia pariwisata belakangan ini.
Partisipasi masyarakat desa dalam pengembangan pariwisata budaya sangat dibutuhkan. Dalam semiloka yang dihadiri oleh ratusan peserta naik dari desa pekraman se-Bali, DPRD dan juga perwakilan pemerintah ini diharapkan partisipasi dalam mendukung wisata budaya ekologis. Paradigma yang relevan menurut Prof. Dr. I Gede Pitana, Kepala Badan Pengembangan Pariwisata, adalah dengan jalan ketiga yang terbaik, yaitu Eco Wisata untuk meningkatkan kualitas pariwisata sekaligus pelestarian lingkungan. Pariwisata menjadi bagian terintegral dengan budaya dan adapt istiadat sebelumnya. Sehingga dengan tata ruang ditingkat pedesaan yang sudah dimulai dan segera membidik desa-desa lain harus mempunyai asas legalitas dan didudukkan sebagai rencana rinci tata ruang pedesaan. “Untuk itulah kehadiran pemangku penting desa, yaitu Bendesa adat yang mewakili Desa Pekraman. Agar mulai tergerak dan mau membuat tata ruang desanya dan akan diketahui kelebihan dan keunggulan potensi desa yang mereka miliki,”pungkas Pitana.

Fungsi Keramik Bagi Kesehatan

Kini banyak dijumpai produk kesehatan yang berbahan dasar keramik. Hal ini karena kramik merupakan media yang sangat fleksibel, selain mudah dibentuk juga dapat berfungsi sebagai media kesehatan tubuh manusia.  Meski belum ada literature dan eksperimen yang berkemabang dalam menguji fungsi keramik sebagai mediator untuk kesehatan, namun telah banyak anggapan jika keramik dapat digunakan untuk kesehatan.
I Gusti A. Suradharmika, ST, Kepala UPT-PSTKP Bali yang merupakan anak perusahaan dari BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) di Jl. By Pass Ngurah Rai, Tanah Kilap, Suwung kauh, Denpasar, Bali, mengatakan jika kandungan keramik yang beragam memiliki fungsi untuk kesehatan. Melalui penelitihan dan pengembangan yang dilakukannya, ditemukan jika keramik memiliki hubungan dengan kesehatan. Salah satu sifat keramik yang forus atau memiliki lubang-lubang yang elastis dapat digunakan sebagai penyaring air yang kotor.  Air yang kotor seperti halnya di daerah tertinggal bisa bersih dan jernih berkat keramik. Bagi keramik yang modern, dapat digunakan sebagai inflantasi tulang buatan yang nantinya dapat dipakai ditubuh manusia sebagai penganti tulang yang retak atau hilang. Selain itu juga dapat digunakan sebagai membran untuk cuci darah. ”Selama ini, melalui penelitian yang dilakukan oleh rekan-rekan kami dipusat telah menemukan adanya fungsi lain dari keramik. Selain sebagai alat untuk membuat souvenir, keramik juga dapat digunakan untuk kesehatan. Keramik yang modern memiliki kemampuan untuk membran cuci darah dan sebagai inflantasi tulang buatan bagi tulang manusia. Namun saat ini memang uji inflantasi tulang buatan tersebut masih diujikan pada tulang tikus, yang memiliki struktur tulang hampir sama dengan manusia,” katanya.
Sementara hubungan keramik sebagai mediator gelombang elektromagnetik, Suradharmika mengkatakan masih belum dapat dipastikan secara ilmiah. Pengaruh keramik dalam mengantar gelombang elektromaknetik untuk kesehatan cukup kecil. Sebab kandungan didalam keramik  banyak didominasi oleh unsur besi, kalium, silikan, magnesium dan aluminium. Yang dalam 2 kali pembakaran, unsur organik telah mati dan menjadi unsur anorganik. ”Dalam kaitan keramik dengan kesehatan, penelitian yang kami lakukan belum sampai pada keramik sebagai media pengantar gelombang elektromagnetik. Dikarenakan dalam suhu 1250 molekul keramik yang organic berubah menjadi anorganik,” jelasnya. (nit)

Loloh Daun CemCem, Pelepas Dahaga


Keanekaragaman hayati di muka bumi ini memberikan banyak kemudahan bagi umat manusia. Ketersediaanya berlimpah di alam seharusnya dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan bersama. Kita mengenal yang namanya tanaman herbal, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang memiliki khasiat obat. Banyak kita jumpai disekitar kita seperti daun kayu manis, daun jintan, daun kemangi, daun dadap yang hanya dengan cara menumbuk atau merebus langsung bisa dimanfaatkan. Terlebih di Negara tropis seperti Indonesia, tentu menyimpan banyak tanaman herbal yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat keluarga (toga).
Di Bali sendiri masih banyak tersimpan tanaman herbal dan masih banyak pula masyarakat yang menggunakannya sebagai obat. Seperti halnya di Desa Blongbang Bangli Bali, ada jenis tanaman Cemcem yang dimanfaatkan daunnya sebagai loloh (jamu). Pohon yang mirip dengan pohon kedondong tapi tak berbuah ini dimanfaatkan daunnya untuk diminum sebagai pencegah penyakit dalam. Menurut Jero Pitarsi (43th), yang sudah sejak tiga tahun lalu berjualan loloh cemcem, rasa asli daun ini adalah sangat masam. Hampir tidak bisa dirasakan oleh masyarakat awam sehingga untuk menetralkan rasa ditambahkan sedikit garam. Namun, pintarnya Jero Pitarsi melihat peluang pasar sehingga loloh cemcem ini dijualnya dengan menambahkan air dan sedikit daging kelapa muda. Tak ketinggalan pula cabai dan terasi bakar yang sudah dihaluskan atau bisa disebut rujak cemcem.
Kebiasaan masyarakat Bangli mengkonsumsi loloh cemcem tak lepas dari keberadaan tanaman herbal ini sangat banyak.”Tanpa menanam, kita bisa mengambilnya di kebun karena tanaman ini biasa tumbuh liar. Hanya dipetik daunnya tak terlalu banyak, besok bisa tumbuh lagi,”ungkap Jero Pitarsi bersemangat. Hal ini turut membantu perekonomian ibu-ibu disekitar rumah Jero Pitarsi karena permintaan loloh cemcem sudah banyak sehingga membutuhkan daun cemcem dalam jumlah banyak. Terlebih, loloh ini sudah dijual hingga Gianyar dan juga Denpasar sehingga sudah banyak masyarakat di luar Bangli menjadikan loloh cemcem ini sebagai minuman favorit. Rasanya yang manis, asam dan pedas membuat segar tenggorokan apalagi jika diminum dalam keadaan dingin.
Cara pembuatannya pun sangat mudah, ungkap Jero Pitarsi, daun cemcem dicuci bersih kemudian diremas atau dihaluskan dan ditambahkan air hangat sesuai kebutuhan. Jika ingin rasa asli cukup ditambahkan garam tapi jika ingin membuat rujak bisa ditambahkan terasi dan cabai. Meskipun rasa asam yang kuat, tapi jika meminum loloh ini penderita maag tak perlu takut yang penting sudah makan. Menurut Jero Pitarsi, loloh daun cemcem ini dapat membantu menurunkan tensi, melancarkan pencernaan juga baik untuk ibu menyusui.” Setiap hari Minggu selalu membuka stand di taman wisata Kertalangu. Selain dijual sendiri dan memenuhi pesanan kadang juga iku meramaikan pameran,”pungkas Jero Pitarsi.

Pura Agung Jagatnata Saksi Perjalanan Kota Denpasar

 
Provinsi Bali identik dengan kota Denpasar, kota yang menawarkan berbagai kenikmatan baik untuk wisatawan maupun penduduk asli. Namun bagi wisatawan asing, kota Denpasar bukan merupakan pilihan yang menarik untuk berlibur. Tak banyak keindahan alam terpampang disana tapi sebagai pusat hiburan Denpasar tak kalah ingar binger dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Bali yang disebut sebagai pulau seribu Pura pun menawarkan wisata budaya peninggalan arsitek kuno. Termasuk Denpasar yang juga mempunyai banyak situs sejarah warisan leluhur, salah satunya adalah Pura Agung Jagatnata yang terletak di pusat kota Denpasar.
Jantung kota Denpasar berada di Jalan Gajah Mada, selain sebagai pusat pemerintahan juga sebagai pusat perdagangan. Pada awalnya, Denpasar merupakan pusat pendidikan, banyak pelajar yang datang dari seantero Bali sejak pusat pemerintahan dipindahkan ke Denpasar. Kegiatan terpusat di Denpasar dan muncullah pemikiran untuk membuat satu tempat suci yang terpusat agar mudah untuk melakukan persembahyangan di rahinan besar seperti purnama dan tilem. Sehingga tidak perlu memuja dari merajan masing-masing, tentu ini akan merepotkan bagi perantau karena tidak efektifnya waktu. Ditambah lagi adanya himbauan dari Parisadha pusat yang mengumandangkan lahirnya Puja Tri Sandhya, yaitu bersembahyang tiga kali sehari. “Maka timbul pertanyaan dari tokoh-tokoh agama dimana masyarakat Denpasar yang dominan pendatang ini bersembahyang,”ungkap Prof. Dr. Ida Bagus Gunadha M.Si
Dari pertanyaan itu, muncullah ide dari tokoh-tokoh agama tersebut untuk membuat pura yang universal. Yaitu, lanjut Direktur Pasca Sarjana UNHI ini, pura yang diperuntukkan memuja Tuhan tanpa melihat silsilah, keturunan atau wangsa dan menjadi pura sungsungan jagat, siapa saja bisa dan boleh bersembahyang disana. Tercetusnya ide ini juga melihat adanya lahan kosong yang tepat berada di pusat kota dan saat itu hanya digunakan sebagai tugu peringatan. Kebetulan, beber Prof. Gunadha, lahan itu milik Kodam kemudian ide dari tokoh agama ini diajukan pada pertemuan dengan masyarakat sekitar yang dihadiri pula Mayor Ida Bagus Pinda. Yang kemudian Mayor Ida Bagus Pinda menghadap Kolonel Supardi untuk membahas masalah penggunaan lahan kosong milik Kodam. Kemudian proposal pembangunan disetujui oleh Brigjen Sukertya karena Kolonel Supardi keburu dipindah tugaskan. “Sejak tahun 1964 perintisan pembanguan pura ini dimulai dan Mayor Ida Bagus Pinda yang menjadi ketua panitianya,”sebut Dosen yang juga Guru Besar di UNHI ini.
Selain Mayor Ida Bagus Pinda, banyak tokoh penting sebagai penggagas pembangunan pura ini seperti Ida Bagus Putu Meregeg nama dari Ida Pedanda Gede Manuaba Sidhanta saat walaka. Yang kemudian menjadi pemangku Pura Jagatnatha dan pedanda hingga lebar pada tahun 2009. Juga I Gusti Ngurah Ketu sebagai ketua panitia pelaksana dan perencanaan pembangunan pura, juga I Gusti Ketut Anggara sebagai sangging (arsitek) pembangunan pura. Proses perjalanan panjang pembangunan pura ini dirasakan warga sekitar pura, dimulai penyuluhan tokoh agama dan tokoh masyarakat Denpasar tentang fungsi dibangunnya pura. Setelah mereka mengetahui tujuan dibangunnya pura ini sebagai sungsungan jagat, masyarakat pun berbondong-bondong membantu pembangunan pura. Tak hanya masyarakat sekitar tapi juga mengerahkan tenaga dari pelajar dari PGA, IHD untuk mengumpulkan batu. Pengalaman ini dirasakan juga oleh Ida Pedanda Istri Oka, putri dari  Ida Pedanda Gede Manuaba Sidhanta yang saat itu juga masih berstatus sebagai mahasiswi. “Pembangunan pura ini dilakukan secara gotong royong, kami harus mengambil batu hingga ke Sempidi,”ungkapnya.
Dalam rapat pertemuan antara tokoh agama, tokoh masyarakat adat terjadi perdebatan panjang pemberian nama pura yang akan digunakan sebagai tempat pemujaan seluruh umat. Akhirnya disepakati nama Jagatnatha, yang artinya jagat adalah dunia dan natha adalah pemimpin. Yaitu menstanakan Tuhan dalam manifestasinya sebagai penguasa dunia, yang dipersempit menjadi stana Tuhan sebagai penguasa pemerintahan karena pada waktu itu pura Jagatnatha berada di pusat pemerintahan. Sebagai arsitek I Gusti Ketut Anggara yang berasal dari Belong, Denpasar merancang pura berbentuk padmasana dan menggunakan batu putih. Kini rancangan padmasana dengan batu putih sudah dipakai dimana-mana sehingga Pura Jagatnatha menjadi yang pertama. Dengan konsep padmasana, jelas Prof. Gunadha, umat menyembah Tuhan secara vertical yaitu kepada Ida Shang Hyang Widi Wasa. Jadi semua umat Hindu dari kasta mana saja, strata social apapun bisa bersembahyang di Pura Jagatnatha. “Konsepnya berbeda dengan pura desa, dalem dan puseh yang dibangun untuk menstanakan Tuhan secara horizontal,”lanjutnya.
Perjalanan pembangunan pura juga mengalami berhenti total karena pada saat itu,ungkap Prof. Gunadha, sedang terjadi pergolakan politik. Sehingga peletakan batu pertama tahun 1964 berjalan perlahan karena sistemnya gotong royong hingga tahun 1967. Berhenti satu tahun karena pergolakan politik dan baru satu tahun kemudian bisa berjalan lagi. Pada akhirnya tahun 1975 sudah berwujud pura dan dilakukan pemlaspas alit kemudian tahun 1978 seluruh bangunan pura selesai dan dilakukan Ngeteg Linggih dan Nanem Pedagingan. “Uniknya dari pembangunan sampai akhir, sangat sedikit biaya yang dikeluarkan dalam bentuk uang. Dan itu pun dana dari pemerintah karena sebagian besar adalah dana punia masyarakat yang tidak hanya bentuk uang tapi juga tenaga, waktu dan barang. Seperti warga bukit pecatu yang menyumbangkan batu putih sebagai bahan dasar pembangunan pura ini. Juga dengan emas yang dijadikan Chyntia merupakan yadnya dari pedagang diseluruh pasar Badung,”tegas Prof. Gunadha yang saat itu bertindak sebagai ketua pelaksana karya Ngeteg Linggih Pura Jagatnatha tahun 1978.
Seiring perkembangan Pura Jagatnatha, awalnya sangat ramai karena menjadi sentral tempat persembahyangan umat Hindu di Denpasar. Pura Jagatnatha sering digunakan oleh kaum cerdik cendekia untuk melakukan aktivitas Nyastra, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan dunia seni dan sastra. Seperti diskusi sastra, membaca sloka, mekidung, menggiatkan karya seni seperti megambel, menari tapi kini kegiatan itu sudah tidak ada lagi. Karena masing-masing sekolah sudah mempunyai padmasana sendiri sehingga Pura Jagatnatha hanya digunakan pada saat rahinan purnama, tilem dan hari raya besar. “Diharapkan kegiatan seperti itu tetap dilaksanakan agar anak muda jaman sekarang tetap pada jalan Darma dan Ajeg Bali tetap bisa dipertahankan. Ajeg Bali agar tidak dimulut saja tapi benar-benar dijalankan oleh semua kalangan masyarakat,”harap Prof. Gunadha yang berasal dari Tabanan ini.

Tak Perlu Puasa Demi Dapatkan Tubuh Ramping

Penampilan menarik menjadi hal yang utama bagi sebagian orang terlebih bagi mereka yang bekerja dengan bertemu banyak orang. Segala perawatan dilakukan, keluar masuk salon kecantikan dan pusat kebugaran demi mendapatkan tubuh ramping dan menarik. Bahkan tak cukup perlakuan itu, banyak dari mereka yang berpuasa dan membatasi masuknya asupan makanan. Banyak pihak melirik peluang ini karena hampir sebagian masyarakat ingin mendapatkan bentuk tubuh juga wajah seperti artis idola mereka di layer kaca. Produsen obat pun tak henti-hentinya menggencarkan promosi obat diet dengan segudang khasiat namun masih perlu jeli melihat dampak yang ditimbulkan.
Mekanisme tubuh dalam mencerna makanan yang masuk sudah dirancang sedemikian rupa. Sehingga bagi seseorang yang ingin mendapatkan tubuh ramping tapi tidak makan berjam-jam dan membatasi asupan makanan justru merugikan tubuh. Hal ini, menurut dr. Ossyris Abubakar, M. Biomed., pakar kesehatan yang berkonsentrasi pada anti aging, puasa diluar konteks menjalankan ibadah agama sangat merugikan. Mekanisme pencernaan makanan akan bekerja dan mengosongkan lambung dalam waktu empat sampa enam jam. Jika tidak ada asupan makanan yang masuk setelah mekanisme tersebut dapat merangsang naiknya asam lambung. Maka muncullah sakit maag dan jika sudah terkena akan sulit bagi seseorang untuk lepas karena kebiasaan makan yang tidak teratur. Dan hal ini berpengaruh pula bagi otak, harusnya jika teratur makan glukosa akan teratur pula dikirim ke otak. “Nah, jika perut kosong maka glukosa tidak akan sampai ke otak. Hal ini dapat memicu kelambatan memori atau daya pikir selain itu bisa menyebabkan dehidrasi dan kurang gizi,”terang dokter Osi, sapaan akrabnya.
Diet yang sehat, lanjutnya, seharusnya bukan tidak makan sama sekali atau membatasi makanan yang masuk karena itu salah kaprah. Konsumsi makanan tetap tiga kali sehari dan diisi waktu makan camilan hanya saja perlu diperhatikan makanan yang masuk. Batasi garam, gula, karbohidrat dan minyak karena keempat hal ini yang menyebabkan mekanisme kerja lambung terganggu. Makan tetap tiga kali, porsi nasi dikurangi perbanyak sayur lauk nabati dan hewani pilihan juga wajib makan buah. Camilan yang masuk juga jangan kue kering atau snack ringan tapi pilih buah, kedelai rebus, kacang rebus atau pisang rebus. Jangan lupa dengan konsumsi air putih yang seimbang, minimal dua liter per hari. Hitungan keseimbangan diet sehat yaitu menjaga asupan seperti 50% karbohidrat, 10-15% protein seimbang (nabati dan hewani), kurang dari 30% lemak (batasi konsumsi daging merah dan goring-dorengan karena ini lemak jenuh yang jahat), perbanyak buah dan sayur tinggi serat dan minum sukup air putih. “Porsi vitamin dan mineral cukup dari buah dan sayur, tak perlu konsumsi suplemen berlebihan. Terpenting jangan lewatkan sarapan,”beber dokter yang membuka praktek di rumahnya di Jalan Seroja gang Nyuh Gading No. 9 Denpasar.
Pentingnya asupan gizi yang masuk harus disadari oleh masyarakat, makan bukan hanya mengenyangkan dan memilih yang enak tapi enak di mulut saja. Karena itu, diet tidak perlu mati-matian sampai puasa tidak makan berjam-jam kecuali memang untuk ibadah. Pada saat tidak makan tersebut ada mekanisme balas dendam dalam tubuh. Artinya setelah kita tidak makan, ada rasa lapar dan semua makanan yang ada asal kita makan dan ini memperberat kerjalambung untuk mencerna. Akibatnya asam lambung kembali naik dan banyak yang teserap akhirnya menumpuk menjadi lemak dan tersimpan pada bagian tubuh tertentu. “Selain memperhatikan asupan makan, pola istirahat dan pola olah raga teratur perlu diperhatikan. Olah raga minimal dua hari sekali selama 30 menit, lebih baik olah raga seperti renang, senam lantai atau bersepeda,”pungkas ibu dua anak ini menutup wawancara.

Sindrom Stevenn Johnson

Kesehatan mahal harganya. Ungkapan itu memang benar, jika kita sakit maka biaya yang dikeluarkan untuk berobat sangat besar. Tidak hanya kita saja yang sakit, tapi orang disekitar kita juga ikut menderita karenanya. Jika kita sakit pun tidak boleh mengkonsumsi obat sembarangan, yang bebas dijual di pasaran. Harus diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan obat yang aman. Kalau ada alergi pada obat tertentu, ada baiknya jika memberitahu dokter, agar dipilihkan jenis obat yang tidak menimbulkan alergi bila dikonsumsi.
Alergi sebenarnya adalah respon tubuh untuk menanggapi suatu keadaan yang terjadi dalam tubuh, yang biasanya terkena paparan allergen atau zat toksik yang mengganggu keseimbangan system imun tubuh kita. Efek alergi ini yang paling memberikan respon adalah kulit. Karena kulit adalah bagian yang paling nampak dari tubuh kita. Gejala pada kulit bermacam-macam variasi bentuknya, dari yang berupa bintik-bintik kecil kemerahan sampai kulit melepuh seperti luka bakar. Penyakit yang ditimbulkan oleh alergi obat ada bermacam-macam seperti gatal-gatal dikulit yang kadang juga berisi cairan, bibir dan mata kemerahan dan bias meleuas keseluruh tubuh. Alergi pada obat tidak sama pada semua orang, tergantung pada kekebalan tubuh masing-masing. Reaksi ini dapat disebabkan oleh obat seperti aspirin, indometacin, penicillin, penggunaan antibiotika, penurun panas, anti kejang, obat penyakit jiwa dan jamu.
Menurut Dr. Laksmi Duarsa,Sp.KK, gejala tersebut diatas dapat digolongkan pada Sindrom Steven Johnson. Sindrom tersebut merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir mata dan selaput lendir mulut. Karenanya bisa menyebabkan komplikasi berupa radang kornea (keratitis), menyerang bagian dalam bola mata bahkan sampai berakibat kebutaan. Selain itu, bisa juga menyebabkan hepatitis, nephritis (radang ginjal), perdarahan salura cerna, arthritis (radang sendi) dan pneumonia. “Jika terlambat penanganannya, pasien akan mengalami kematian. Karena banyak kehilangan cairan dan gangguan keseimbangan elektrolit,”ungkap ibu tiga anak ini.
Gejala awal Sindrom Steven Johnson memang sulit dibedakan dengan gejala sakit radang tenggorokan seperti biasa. Seperti demam tinggi, nyeri kepala, batuk, pilek, nyeri tenggorokan dan pernafasan serta perasaan malas. Kemudian disertai degan timbulnya trias kelainan pada kulit, selaput lender dan mata. Jika timbul alergi dan perasaan tidak enak setelah mengkonsumsi obat-obatan tertentu, segera periksakan lagi ke dokter. Agar penanganannya lebih dini sehingga tidak menimbulkan keparahan lebih lanjut. Setelah alergi dapat diobati dan dinyatakan sembuh, harus lebih dijaga konsumsi obat-obatannya. “Meskipun sudah sembuh, kulit akan tetap berwarna cokelat kehitaman. Tetapi masih bisa diterapi dengan penanganan secara kosmetik,”pungkas istri dari dr. Yoga Bharata, Sp.BKBD ini.